Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2023

A Poor Roadside

  Bahu jalan kelelahan menanggung beban yang tidak seharusnya. seperti motor-motor yang naik sembarangan lalu memasang muka masam pada pejalan kaki yang punya hak sesungguhnya. Pedagang-pedagang kaki lima bersandar manja di bahu jalan, menyandarkan nasibnya pada bahu jalan. Bahu jalan terluka sana sini, seharusnya kulitnya dijahit agar tetap bisa dilalui. Meski begitu, bahu jalan masih tegap menahan beban, menunggu pemerintah memperbaiki bahu yang kerja di luar batas. Tapi, menunggu memang menjemukan. Jadi, bahu jalan memutuskan untuk kuat saja. Para penghuni negeri tempat bahu jalan yang kuat menampung beban berlebih itu banyak yang ingin juga memutuskan kuat saja.

Satu-satu, Tidak Terburu-buru

  banyak orang terburu-buru, kadang buat aku cemburu. si lambat ini nafasnya mulai memburu, dengar cerita seru, tentang banyak hal yang baru, namun bukan atau belum masuk daftar gapaianku. banyak orang terburu-buru, kadang buat aku cemburu. rasanya ingin mengambang di lautan biru, main sama lumba-lumba tanpa perlu berkata saru. banyak orang terburu-buru, kadang buat aku cemburu. lambatnya aku bukan karena keliru, apa lagi cuma main-main tapa peluru. peluruku banyak isi seribu. namun keluar satu-satu, tidak terburu-buru. banyak orang terburu-buru, kadang buat aku cemburu. namun aku tetap yang nomer satu, diceritaku. banyak orang terburu-buru, kadang buat aku cemburu. namun si cemburu tidak bertengger lama, buatku haru. walau lambat, aku suka bilang “hebat kamu si nomer satu”. siapa yang kan memujiku, jika bukan aku siapa yang kan membahagiakanku, jika bukan aku