Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2022

Mengenal "Eksistensialisme" Sembari Mendefinisikan Ulang Diri

Gambar
  Bagi saya pribadi, teori filsafat  Eksistensialisme  yang dikemukakan  Jean-Paul Sartre  telah menginspirasi banyak pandangan, iman, dan prinsip saya tentang kehidupan — utamanya tentang menjadi manusia yang menjalani hidup. Apa yang menyentak pikiran saya sebenarnya adalah sebuah analogi sederhana tentang konsep Eksistensialisme, yang bisa dibilang juga sebagai pintu masuk bagi ajaran-ajaran Sartre yang lebih kompleks lagi. Dalam teorinya itu ia membandingkan sebuah gunting dengan seorang manusia, di mana perbedaan keduanya didasari pada 2 nilai, yaitu:  Eksistensi  dan  Esensi . Eksistensi  mewakili bentuk, rupa, gagasan, spesifikasi, atau sifat-sifat alamiah yang menempel pada suatu objek. Sedangkan  Esensi  mewakili fungsi, manfaat, atau definisi yang menentukan identitas sebuah objek. Gunting, dalam proses kelahirannya, diawali oleh sebuah gagasan di kepala manusia tentang alat yang dapat memotong kertas, atau tali, atau bend...

Being "ALONE"

Gambar
  SENDIRIAN.   ‘ being alone’ menjadi satu keadaan yang sering diunderestimate . Sebab, pandangan orang-orang mungkin akan berubah ketika kamu menjawab pertanyaan “sama siapa?” dengan, " Sendirian ." Makan sendirian, pergi shopping sendirian,  nongkrong  di kafe sendirian, bukan aktivitas yang mustahil untuk dilakukan, termasuk untuk perempuan . Tapi, sepertinya beraktivitas seorang diri ini masih agak mustahil untuk diterima sepenuhnya dalam  society .  S endirian  sering dilekatkan dengan rasa pity terhadap subjeknya . Society menganngap orang yang pergi sendirian berarti tak bersosialisasi, tidak punya teman bahkan dianggap sebagai seorang yang introvert.   rasa pity ini kemudian membawa label negataif   karena dianggap sebagai penggambaran isolasi dan keterasingan pada seseorang.  Kenyataannya, tidak sepenuhnya demikian.  Keputusan untuk  being alone  merupakan keputusan pribadi yang diambil secara ...