Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2023

A Letter of Thanks

  Heads up, this is not a   poem . But an appreciation letter for someone who helps me adjust my lenses to see this world from a much better angle. You. Yes, you. You  whom I have never exactly planned to meet at the most unexpected time.  You  who happened to be the reason behind these stolen smirks.  You  and your earthy eyes and the way it matches your wondering gaze.  Your voice  and how your heavy accent makes this heart flutter. Your silly jokes, along with your funny stories and cheesy and random pick-up lines you love to throw. It's you, and how you unveiled this ridiculously poetic and cringey-unknown side of mine I never knew I have. It was a couple of months ago, and I wish I could stress enough how spellbound I still feel after meeting you, that when I think of listing my favorite things on earth, your na me will be one of  things that spring to my mind; that when I watch to my favorite movie, it is you, the main charachter w...

Juli ke Dua Puluh Lima

Saya menulis ini sebagai pengingat bahwa hidup akan terus berjalan dengan umur yang selalu beriringan, selalu ada hal yang saya dapati tiap tahunnya, dan selalu ada yang hilang dari saya tiap tahunnya, dan itu tak apa. Hidup adalah pertarungan melawan ego sendiri. Pengalaman baru, ketidaktahuan pada satu hal, encok di punggung, dan hal-hal lainnya, yang mungkin akan saya rasakan ketika bertambah umur. Di umur yang bertambah keinginan untuk meraih sesuatu mungkin akan menipis. Terlalu idealis kadang juga merepotkan dan menjadi skeptis terkadang diperlukan. Banyak hal yang saya pikir tak usah diperdebatkan terlalu panjang. Pemikiran menjadi lebih sederhana, dan hal-hal yang dulu diperjuangkan menjadi biasa saja. saya pikir itu hanyalah fase dalam hidup. Perkara melawan diri sendiri begitu juga perkara melawan waktu, memaafkan diri sendiri atas kesalahan yang terjadi ternyata perlu, terkadang merasa insecure, terkadang merasa tak berguna dan tak layak, melihat pencapaian seseorang diumur ...

Perjalananku Menemukan Cara Mencintai Diriku

Gambar
"Bagaimana kau akan mencintai orang lain jika mencintai dirimu sendiri saja tidak bisa"      Entah di mana aku pertama kali menemukan kalimat itu. Kalimat yang rasa-rasanya sulit untuk kutelan utuh. Karena, bagaimana bisa aku menyayangi orang lain? Sedangkan mencintai diriku adalah hal yang kurasa paling sulit kulakukan.      Seseorang pernah bertanya padaku tentang apa yang kucintai dari diriku, kelebihan apa yang aku miliki menurutku. Tapi aku bergeming. Aku berusaha mencari-cari kata-kata baik untuk menggambarkan diriku, tapi tidak pernah bisa aku temukan. Dan semua kata-kata yang orang lain susun tentang hal-hal apa yang mesti aku cintai dari diriku terasa asing di dalam telingaku sendiri.      Jika kita kembali pada kalimat bijak kata mereka tentang ke-tidak-bisa-an untuk mencintai orang lain, sebelum mencintai diri sendiri, maka kesimpulannya adalah aku tidak pernah bisa mencintai orang lain. Begitu, kan? But, guess what? I did it anywa...